Akhir akhir ini kita sering sekali mendegar pemberitaan mengenai
virus mers, memang masih asing buat telinga kita, sebenarnya apa sih virus mers tersebut, seperti apa cirri-ciri atau gejala orang yang terjangkit virus tersebut dan bagaimana cara penanaganaya? Mari kita simak dari artikel berikut ini.
Mers merupakan penyakit Sindrom Pernapasan Timur Tengah Penyakit yang pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012 ini sejauh ini sudah menginfeksi 495 orang di 12 negara dan lebih dari 100 orang meninggal dunia.
MERS sejenis dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang berasal dari flu biasa, namun tidak separah SARS, yang pada satu dekade lalu mengakibatkan 8.000 orang sakit dan 773 orang meninggal. Para peneliti mengatakan, setidaknya saat ini MERS belum menyebar dengan mudah terhadap manusia.
Centers for Disease Control and Prevention mengatakan, virus ini menyerang sistem pernapasan, sehingga mengakibatkan orang yang terjangkitnya demam, batuk, dan parahnya menyerang radang paru-paru (pneumonia) serta gagal ginjal. Namun, menurut WHO, gejala lainnya adalah berhubungan dengan lambung dan usus seperti diare.
Para pejabat setempat menyatakan rata-rata korban MERS berusia 51 tahun, meskipun ada yang berusia 2-94 tahun.
Gejala terinfeksi virus Mers mirip dengan flu yakni demam dan batuk, sangat mirip dengan flu. MERS juga bisa menyebabkan diare dan sesak napas, dan bisa menyebabkan komplikasi berupa radang paru dan gagal ginjal.
Meski penularan virus korona terjadi antarmanusia, menurut Health Protection Agency, penularannya sangat terbatas. Jika penularannya mudah, tentu jumlah kasusnya akan lebih besar lagi.
Virus Mers sangat Mematikan
Menurut WHO, sekitar sepertiga orang yang terinfeksi virus MERS meninggal dunia. Kebanyakan kasus yang fatal terjadi pada orang lanjut usia dan orang yang sudah memiliki gangguan medis.
Virus Mers Berasal dari unta dan kelelawar
Meski sumber pertama MERS masih belum diketahui, tetap para ilmuwan menduga kuat penyakit ini berasal dari unta. Penelitian mengkonfirmasi unta dan kelalawar di Arab Saudi positif memiliki virus ini.
Virus Mers Belum ada obatnya
Tidak ada terapi pengobatan penyakit
MERS. Orang yang terinfeksi akan diberikan terapi pendukung sesuai gejala-gejala yang dialami. Vaksinnya juga belum ditemukan.
Cara penularan Virus Mers
Meski penularan virus korona terjadi antarmanusia, menurut Health Protection Agency, penularannya sangat terbatas. Jika penularannya mudah, tentu jumlah kasusnya akan lebih besar lagi.
"Jika si A terinfeksi, ia bisa menularkan MERS kepada si B, tetapi si B tidak bisa dengan mudah menularkannya ke orang lain, misalnya ke C. Ini disebut juga dengan penularan tertiary," kata Dr Michael Osterholm dari Pusat Penelitian Penyakit Menular Universitas Minnesota.
Penularan bisa terjadi pada orang-orang yang berada dalam kontak dekat. Misalnya saja dari pasien ke petugas kesehatan. Inkubasi penyakit ini berlangsung kira-kira 7 hari.
Cara Mencegah terjangkit Virus Mers
Pasien yang diduga terjangkit Mers harus berada di ruang isolasi dan seluruh petugas kesehatan wajib menggunakan pakaian khusus.
Menurut WHO, virus korona termasuk rapuh karena ia hanya bisa bertahan di luar tubuh selama 24 jam. Virus ini juga gampang dibunuh dengan sabun antibakteri.
Oleh karena itu, selalu cuci tangan dengan sabun saat berada di ruang terbuka dan gunakan masker untuk menghindari percikan ludah.
Demikian adalah artikel seputar
virus mers, semoga bermanfaat,